Jalan ini
sudah kupilih.. Aku harus menempuhnya.. Meski tajam kerikil menyapa disetiap
langkah. Semoga Allah Ridha padaku. Bismillah..
Mahasiswa
tingkat satu biasanya masa-masa pencarian. Entah itu jati diri, organisasi,
kosan, temen, pokoknya masa-masa pencarian. Ikut ke sana ikut ke sini. Ada
kenalan yang ngajak kumpulan, ikut. Parahnya ketika ditanya “emang kumpulan
apa?”. Jawabnya “aku juga gak tau, ni diajak temen, ayo lahh ikut aja. Kan
lumayan banyak kenalan, banyak temen”. Apa aku tetap ikut? Ya, aku tetap ikut. Ada
teman yang ngajak ke acara diskusi atau seminar, juga ikut.
Setelah
beranjak ke semester dua, lalu tiga, teman-teman sekelas mulai mengikuti
organisasi atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampus. Entah itu organisasi
keislaman, olah raga, seni, atau himpunan mahasiswa jurusan, himpunan mahasiswa
daerah dan himpunan-himpunan lainnya. Akupun mengikuti salah satu LDK (lembaga
dakwah kampus). Organisasi yang memang focus terhadap isu-isu politik, dan
memandangnya dari kacamata islam, begitu juga solusi yang diajukan, solusi
islam. Tugasnya memang tidak lain untuk berdawah. Menyadarkan mahasiswa agar
tidak apolitis, karna islam juga berpolitik dan itu dicontohkan oleh
Rasulullah. Peduli politik, peduli kaum muslim.
Pernah aku
membaca buku, yang kurang lebih isinya bahwa dakwah adalah cinta, dan cinta
akan menuntut pengorbanan. Ya, memang betul, karna dakwah adalah cinta, maka ia
akan menuntut pengorbanan. Pengorbanan harta, waktu, tenaga, bahkan jiwa.
Intinya akan menuntut apapun dari kita.
Semua itu
terbukti. Pertamakali aku dilibatkan menjadi panitia acara, sempat merasa
kaget, mengapa? Karna semasa di SMA setiap kali aku terlibat dalam kepanitiaan,
aku selalu ditunjuk sebagai bidang dekorasi. Mungkin karna teman-teman melihat
hobiku, seni. Namun ketika di LDK ini, kepanitiaan yang aku dapatkan
berbeda-beda setiap acara yang akan diadakan. Kadang, aku menjadi bidang
konsumsi, publikasi, dekorasi, logistic, acara atau bahkan OC. Tapi banyak
hikmah yang bisa diambil, kita bisa merasakan tiap bidangnya, dan ketika itulah
kreatifitas dan pengalaman berharga hadir. Dari dulu memang aku belum pernah
membuat publikasi acara, atau sekedar membuat flash untuk ditampilkan. Tapi
karna dakwah menuntut. Akupun mempelajarinya. Meskipun masih jauh dari
kesempurnaan (karna kesempurnaan hanya milik Allah ).
Disaat hari
sabtu adalah hari libur kuliah, aku harus datang pagi-pagi ke kampus untuk
mempersiapkan acara yang akan digelar oleh organisasi yang aku ikuti. Belum
lagi ada rapat setiap minggu 3 kali (untuk mengontrol sejauh mana dakwah dan
amanah yang dijalankan). “Tapi, meskipun dakwah menuntut apapun dari kita,
jangan sampai kewajiban yang lain kita lalaikan. Mencari ilmu, berbakti kepada
orang tua, mengerjakan tugas-tugas kuliah dengan baik, itu semua kewajiban yang
mesti kita penuhi”. Inilah yang sering aku dengar.
“Jangan
pernah membayangkan bahwa kesenangan yang akan didapatkan ketika berdakwah.
Akan banyak rintangan. Baik dari luar maupun dari diri kita sendiri. dalam
dakwah butuh pengorbanan.”
Tak bisa dipungkiri kadang merasa capek, panat hingga
putus asapun menyapa. Namun, aku merasa malu, malu kepada Allah, malu pada
diriku sendiri yang sudah berkomitmen untuk berada dijalan dakwah ini. apakah
aku sudah benar-benar mengupayakan seluruh kemampuanku dijalan dakwah ini
sehingga aku merasa lelah? Apakah aku sudah benar-benar berkorban untuk “cinta”
ini, untuk memenangkan agama islam? Apakah aku sudah benar-benar…………..? Ah,
rasanya belum. Masih ada amanah-amanah yang belum aku emban dengan baik, masih
banyak orang-orang yang belum aku ajak untuk berjuang bersama. Masih banyak
waktu yang kupergunakan bukan untuk dakwah, masih banyak……. Ya, masih banyak.
Aku
bersyukur, dijalan “cinta” ini, aku menemukan cinta. Cinta dari
sahabat-sahabat, yang selalu mengingatkan ketika salah, dan memapah ketika
jatuh. Uhibbukunna fiillah J. Memang setiap orang berbeda
karakter,itu unik dan membuatku belajar mengenali mereka sebagai jalan untuk
memahami orang-orang yang aku temui.
Tapi meskipun begitu, ada satu ikatan yang mengikat kuat kami semua,
ikatan aqidah.
Semoga lelah
ini menjadi saksi di akhirat nanti, agar aku dapat digolongkan orang-orang yang
menolong agamaNya, sehingga surge tak dapat menolak untuk aku masuk kedalamnya.
Aamiin.
#salamperjuangan
Catatan
cinta ini kutulis agar menjadi cerminan bagiku untuk tahun-tahun yang akan datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar