Rabu, 30 Desember 2015

Catatan Cinta di Jalan Dakwah





Jalan ini sudah kupilih.. Aku harus menempuhnya.. Meski tajam kerikil menyapa disetiap langkah. Semoga Allah Ridha padaku. Bismillah..


Mahasiswa tingkat satu biasanya masa-masa pencarian. Entah itu jati diri, organisasi, kosan, temen, pokoknya masa-masa pencarian. Ikut ke sana ikut ke sini. Ada kenalan yang ngajak kumpulan, ikut. Parahnya ketika ditanya “emang kumpulan apa?”. Jawabnya “aku juga gak tau, ni diajak temen, ayo lahh ikut aja. Kan lumayan banyak kenalan, banyak temen”.  Apa aku tetap ikut? Ya, aku tetap ikut. Ada teman yang ngajak ke acara diskusi atau seminar, juga ikut. 

Setelah beranjak ke semester dua, lalu tiga, teman-teman sekelas mulai mengikuti organisasi atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampus. Entah itu organisasi keislaman, olah raga, seni, atau himpunan mahasiswa jurusan, himpunan mahasiswa daerah dan himpunan-himpunan lainnya. Akupun mengikuti salah satu LDK (lembaga dakwah kampus). Organisasi yang memang focus terhadap isu-isu politik, dan memandangnya dari kacamata islam, begitu juga solusi yang diajukan, solusi islam. Tugasnya memang tidak lain untuk berdawah. Menyadarkan mahasiswa agar tidak apolitis, karna islam juga berpolitik dan itu dicontohkan oleh Rasulullah. Peduli politik, peduli kaum muslim. 

Pernah aku membaca buku, yang kurang lebih isinya bahwa dakwah adalah cinta, dan cinta akan menuntut pengorbanan. Ya, memang betul, karna dakwah adalah cinta, maka ia akan menuntut pengorbanan. Pengorbanan harta, waktu, tenaga, bahkan jiwa. Intinya akan menuntut apapun dari kita.

Semua itu terbukti. Pertamakali aku dilibatkan menjadi panitia acara, sempat merasa kaget, mengapa? Karna semasa di SMA setiap kali aku terlibat dalam kepanitiaan, aku selalu ditunjuk sebagai bidang dekorasi. Mungkin karna teman-teman melihat hobiku, seni. Namun ketika di LDK ini, kepanitiaan yang aku dapatkan berbeda-beda setiap acara yang akan diadakan. Kadang, aku menjadi bidang konsumsi, publikasi, dekorasi, logistic, acara atau bahkan OC. Tapi banyak hikmah yang bisa diambil, kita bisa merasakan tiap bidangnya, dan ketika itulah kreatifitas dan pengalaman berharga hadir. Dari dulu memang aku belum pernah membuat publikasi acara, atau sekedar membuat flash untuk ditampilkan. Tapi karna dakwah menuntut. Akupun mempelajarinya. Meskipun masih jauh dari kesempurnaan (karna kesempurnaan hanya milik Allah ).

Disaat hari sabtu adalah hari libur kuliah, aku harus datang pagi-pagi ke kampus untuk mempersiapkan acara yang akan digelar oleh organisasi yang aku ikuti. Belum lagi ada rapat setiap minggu 3 kali (untuk mengontrol sejauh mana dakwah dan amanah yang dijalankan). “Tapi, meskipun dakwah menuntut apapun dari kita, jangan sampai kewajiban yang lain kita lalaikan. Mencari ilmu, berbakti kepada orang tua, mengerjakan tugas-tugas kuliah dengan baik, itu semua kewajiban yang mesti kita penuhi”. Inilah yang sering aku dengar. 

“Jangan pernah membayangkan bahwa kesenangan yang akan didapatkan ketika berdakwah. Akan banyak rintangan. Baik dari luar maupun dari diri kita sendiri. dalam dakwah butuh pengorbanan.”

Tak  bisa dipungkiri kadang merasa capek, panat hingga putus asapun menyapa. Namun, aku merasa malu, malu kepada Allah, malu pada diriku sendiri yang sudah berkomitmen untuk berada dijalan dakwah ini. apakah aku sudah benar-benar mengupayakan seluruh kemampuanku dijalan dakwah ini sehingga aku merasa lelah? Apakah aku sudah benar-benar berkorban untuk “cinta” ini, untuk memenangkan agama islam? Apakah aku sudah benar-benar…………..? Ah, rasanya belum. Masih ada amanah-amanah yang belum aku emban dengan baik, masih banyak orang-orang yang belum aku ajak untuk berjuang bersama. Masih banyak waktu yang kupergunakan bukan untuk dakwah, masih banyak……. Ya, masih banyak. 

Aku bersyukur, dijalan “cinta” ini, aku menemukan cinta. Cinta dari sahabat-sahabat, yang selalu mengingatkan ketika salah, dan memapah ketika jatuh. Uhibbukunna fiillah J. Memang setiap orang berbeda karakter,itu unik dan membuatku belajar mengenali mereka sebagai jalan untuk memahami orang-orang yang aku temui.  Tapi meskipun begitu, ada satu ikatan yang mengikat kuat kami semua, ikatan aqidah.  
Semoga lelah ini menjadi saksi di akhirat nanti, agar aku dapat digolongkan orang-orang yang menolong agamaNya, sehingga surge tak dapat menolak untuk aku masuk kedalamnya. Aamiin. 

#salamperjuangan

Catatan cinta ini kutulis agar menjadi cerminan bagiku untuk tahun-tahun yang akan datang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar