Kamis, 29 November 2012

aku bersyukur padaMu, namun aku juga malu padaMU


Tadi malam, alas tipis yang lebih seperti kardus menjadi alas tidurku di ruang terbuka, tanpa dinding yang menghalangi apalagi atap dan pintu. Dingin.. amat dingin,, beberapa orang dengan wajah yang keras berada didpanku lengkap dengan seragamnya seperti tentara yang biasa kulihat dan senjata apinya. Aku takut, namun sepertinya disekitarku tak ada oarng yang kukenal namun aku tahu, mereka senasib denganku.
Sangat susah untuk hanya bisa melepat lelah dengan istirahat sejenak, disini rasa takut, tidak nyaman dan jau dari ketenangan menjadi selimutku malam ini.
Langit begitu glap, tak ada gemintang yang tersenyum, juga taka da rembulan yang menyapa dengan sinarnya. “DOR..!!” senjata api yang ada ditangan merekapun berteriak keras, siap menghantap siapa saja yang dikehendaki tak peduli apa dan siapa yang menjadi korbannya. Aku tak bisa tidur meski hanya beberapa detik, bayangkan teman.., mereka ada dihadapanku siap dengan senjata apinya,,,
Beberapa menit kemudian, ditengah ketakutanku yang mendalam… “DOR..!” satu peluru menancap tubuhku,, sakit,, sangat sakit,, hingga membuatku lemah,,, ingin aku berteriak keras untuk meminta tolong,, setidaknya ada orang yang mau memapahku berjalan atau bahkan berlari menjauhi orang-orang yang berdenjata itu. Namun mulut ini hanya bisa terdiam,, karna aku takut mereka akan menghantamku lebih keras lagi jika aku berteriak dan meminta tolong. Terlebih siapa yang akan menolongku,,? Toh orang-orang yang disekitarkupun saling menjauh dan sibuk menyelamatkan diri.
Ditengah kesakitan akibat peluru itu, tiba-tiba,, “DOR…!” belum sempat aku melangkah.., satu peluru dengn mudahnya mengenai tubuhku lagi.  Aku tak sanggup menahan rasa sakit ini, tubuhkupun lunglai dan terjatuh. Rasanya aku tidak pernah mengalami kekejaman seperti ini, entah karna apa orang-orang yang bersenjata itu terus melukai orang yang kukenal sebagai penduduk asli tempat yang aku diami.
Aku menyaksikan mereka dengan tubuh yang penuh dengan peluru ini, mengusir semua orang dari rumahnya. Dan tidak melakukan tindakan yang serupa dengan apa yang mereka lakukan terhadapku,,,,
…………..
Akupun terjaga dari tidurku, “astaghfirullah” ucapku dengan perasaan takut.., sakit yang kurasa tadi, kini telah lenyap dan peluru itupun tidak ada. Ya,, kau benar teman,, tadi adalah mimpi burukku…
Sejenak aku merenungi apa isi mimpiku tadi.., aku ingat, sekarang ini,, dimedia cetak, televise, jejaring social, dan lain sedang memperbincangkan gaza.., ya,, mereka saudara-saudaraku mengalami hal yang serupa dengan mimpiku itu. Aku bersyukur, karna itu hanya mimpi tidurku,, namun masalahnya bukan itu,,,, saudaraku yang ada di gaza sana mengalaminya dialam nyata,,, bukan di alam mimpi seperti yang aku alami,,,
Rabb.., aku malu padaMu,,, saudaraku disana tak bisa bernafas dengan lega meski satu detik. Namun,,, aku yang setiap hari memiliki waktu luang yang tak sedikit hanya dipakai hal-hal yang tak berguna.
Aku juga malu padaMu Rabb,, karna kadang diri ini lupa (baca: cuek) dengan saudaraku yang disana,, bahkan hanya mengirim doapun kadang aku lupa…,
Maafkan aku Yaa,, Rabb,, ampuni aku,,,
Selamatkan saudara-saudaraku yang disana Rabb,, kuatkan mereka dalam menghadapi sang pemberontak,,, dan semoga mereka cepat terbebas dari bantaian yahudi… aku tahu dan aku yakin.., saudaraku disana akan terbebas dan akan merasakn kedamaian dan keselamatan jika kami (baca: muslim) bersatu untuk melawan musuh-musuhMu…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar