Tadi malam,
alas tipis yang lebih seperti kardus menjadi alas tidurku di ruang terbuka,
tanpa dinding yang menghalangi apalagi atap dan pintu. Dingin.. amat dingin,,
beberapa orang dengan wajah yang keras berada didpanku lengkap dengan
seragamnya seperti tentara yang biasa kulihat dan senjata apinya. Aku takut,
namun sepertinya disekitarku tak ada oarng yang kukenal namun aku tahu, mereka
senasib denganku.
Sangat susah
untuk hanya bisa melepat lelah dengan istirahat sejenak, disini rasa takut,
tidak nyaman dan jau dari ketenangan menjadi selimutku malam ini.
Langit begitu
glap, tak ada gemintang yang tersenyum, juga taka da rembulan yang menyapa
dengan sinarnya. “DOR..!!” senjata api yang ada ditangan merekapun berteriak
keras, siap menghantap siapa saja yang dikehendaki tak peduli apa dan siapa
yang menjadi korbannya. Aku tak bisa tidur meski hanya beberapa detik,
bayangkan teman.., mereka ada dihadapanku siap dengan senjata apinya,,,
Beberapa menit
kemudian, ditengah ketakutanku yang mendalam… “DOR..!” satu peluru menancap
tubuhku,, sakit,, sangat sakit,, hingga membuatku lemah,,, ingin aku berteriak
keras untuk meminta tolong,, setidaknya ada orang yang mau memapahku berjalan
atau bahkan berlari menjauhi orang-orang yang berdenjata itu. Namun mulut ini
hanya bisa terdiam,, karna aku takut mereka akan menghantamku lebih keras lagi
jika aku berteriak dan meminta tolong. Terlebih siapa yang akan menolongku,,?
Toh orang-orang yang disekitarkupun saling menjauh dan sibuk menyelamatkan
diri.
Ditengah
kesakitan akibat peluru itu, tiba-tiba,, “DOR…!” belum sempat aku melangkah..,
satu peluru dengn mudahnya mengenai tubuhku lagi. Aku tak sanggup menahan rasa sakit ini,
tubuhkupun lunglai dan terjatuh. Rasanya aku tidak pernah mengalami kekejaman
seperti ini, entah karna apa orang-orang yang bersenjata itu terus melukai
orang yang kukenal sebagai penduduk asli tempat yang aku diami.
Aku
menyaksikan mereka dengan tubuh yang penuh dengan peluru ini, mengusir semua
orang dari rumahnya. Dan tidak melakukan tindakan yang serupa dengan apa yang
mereka lakukan terhadapku,,,,
…………..
Akupun terjaga
dari tidurku, “astaghfirullah” ucapku dengan perasaan takut.., sakit yang
kurasa tadi, kini telah lenyap dan peluru itupun tidak ada. Ya,, kau benar
teman,, tadi adalah mimpi burukku…
Sejenak aku
merenungi apa isi mimpiku tadi.., aku ingat, sekarang ini,, dimedia cetak,
televise, jejaring social, dan lain sedang memperbincangkan gaza.., ya,, mereka
saudara-saudaraku mengalami hal yang serupa dengan mimpiku itu. Aku bersyukur,
karna itu hanya mimpi tidurku,, namun masalahnya bukan itu,,,, saudaraku yang
ada di gaza sana mengalaminya dialam nyata,,, bukan di alam mimpi seperti yang
aku alami,,,
Rabb.., aku
malu padaMu,,, saudaraku disana tak bisa bernafas dengan lega meski satu detik.
Namun,,, aku yang setiap hari memiliki waktu luang yang tak sedikit hanya
dipakai hal-hal yang tak berguna.
Aku juga malu
padaMu Rabb,, karna kadang diri ini lupa (baca: cuek) dengan saudaraku yang
disana,, bahkan hanya mengirim doapun kadang aku lupa…,
Maafkan aku
Yaa,, Rabb,, ampuni aku,,,
Selamatkan
saudara-saudaraku yang disana Rabb,, kuatkan mereka dalam menghadapi sang
pemberontak,,, dan semoga mereka cepat terbebas dari bantaian yahudi… aku tahu
dan aku yakin.., saudaraku disana akan terbebas dan akan merasakn kedamaian dan
keselamatan jika kami (baca: muslim) bersatu untuk melawan musuh-musuhMu…