Senin, 21 November 2016

Pandanganku


Kubuka jendela kehidupan di pagi hari

Mencoba menyapa jiwa-jiwa yang merangkak, 

berpacu dengan waktu demi mengisi perut yang hanya berisi udara

Berharap garis lengkung bertengger riang dibibir mereka, tanda sulit telah tiada

Lagu kesejahteraan telah lama tak terdengar

Mungkin telah hanyut bersama derasnya banjir di ibu kota

Telah terambil bersama gunungan emas di Papua

Atau mungkin tenggelam bersama ikan di lutan yang berpindah Negara

Ketika matahari merangkak kebarat

Tak hanya suara jangkrik yang meramaikan malam

Namun juga jerit hati yang mengiris sendi-sendi kehidupan

Menahan pekatnya lapar dengan remah sisa kemarin

aku berharap, ini bukanlah Ibu Pertiwi